KPK Jangan Masuk Angin Dalam Kasus Suap Meikarta

KPK Jangan Masuk Angin Dalam Kasus Suap Meikarta

KPK Jangan Masuk Angin Dalam Kasus Suap Meikarta. Oleh: Muslim Arbi, Koordinator Gerakkan Aliansi Laskar Anti Korupsi (GALAK).

KPK jangan perlihatkan diri bela James Riady dalam kasus suap Meikarta. Pernyataan Komisioner Alexander Marwata soal James Riady yang terkesan membela bisa di artikan ada pembelaan terhadap James, CEO Lippo.

Jika KPK bersikap mendua dalam arti mengusut dan membela dapat di pastikan KPK mainkan dua peran sekaligus dalam menangani Meikarta dan bosnya ini. KPK menyidik sekaligus membela (mengadvokasi) seperti statemen Alexander Marwata itu.

Jangan sampai para aktifis dan para pejuang anti korupsi yang siang malam inginkan korupsi dapat lenyap di negeri ini anggap KPK “Banci Kaleng” dan “Ayam Sayur” ketika berhadapan dengan kejahatan korupsi yang di lakukan oleh korporasi dan tokoh bisnis yang dekat dan penopang rezim.

Baca Juga :  Keluarga, Sahabat dan Tim Advokat Eggie Sudjana Mendatangi Komnas HAM

Para aktifis dan publik tidak mau tahu ada sikap mendua komisioner dan pimpinan KPK. Yang berakting di depan publik seolah serius usut dan tangani korupsi, tapi ber main-main. Ini sangat menyakitkan rasa keadilan publik dan penegakan hukum dalam pemberantasan korupsi.

Rasa kepercayaan publik terhadap KPK mulai terbangun belakangan ini. Karena kerja keras dan serius tangani korupsi dengan OTT dan lainnya. Meski dalam sejumlah kasus E-KTP, KPK masih pilih buluh. Trust publik jangan dirusak lagi oleh KPK dalam penanganan kasus suap Meikarta yang libatkan bosnya itu.

Oleh karenanya, terkait kasus suap Meikarta ini. Segera saja tersangkakan bosnya. Karena tidak mungkin James tidak tahu. Apalagi Neneng Hasanah Yasin, mantan Bupati Bekasi yang sekarang sudah di tahan KPK, akui rapat dengan James Riady bahas soal Meikarta.

Baca Juga :  Mengkritisi RUU Ketahanan Keluarga. Opini Djumriah Lina Johan

Jadi tidak mungkin James tidak terlibat dalam hal ini. Dan lagi suap itu terjadi setelah ketemu dengan James Riady. Apa mungkin James tidak tahu atau pura-pura tidak tahu? Jangan-jangan James yang atur itu?

Loading...