Tips Jaga Kebugaran Saat Social Distancing Ala Ikatan Fisioterapi Indonesia

Tips Jaga Kebugaran Saat Social Distancing Ala Ikatan Fisioterapi Indonesia
Tips Jaga Kebugaran Saat Social Distancing Ala Ikatan Fisioterapi Indonesia

WARTARAKYAT.ID – Untuk menghindari problem kesehatan dampak dari himbauan tinggal di rumah (social distancing), Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI) menganjurkan masyarakat Indonesia untuk tetap melakukan aktivitas fisik atau gerak badan selama tinggal di rumah untuk menjaga kesehatan. Hal ini merupakan problem kesehatan lain dampak dari virus COVID-19 yang juga harus diperhatikan.

Divisi Informasi dan Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Pimpinan Pusat (PP) IFI Wahyu Kurniawan Ftr menjelaskan, tetap tinggal dirumah adalah pilihan paling aman saat ini, namun tinggal di rumah dengan ruang gerak terbatas dalam waktu lama dapat membuat seseorang cenderung malas bergerak dan bisa menimbulkan problem kesehatan akibat kurang gerak.

“Tinggal dirumah terus menerus juga bisa berdampak pada kesehatan mental bagi anak-anak maupun orang dewasa. Masa social distancing membuat orang merasa penat dan merasa terkurung. Ditambah lagi dengan kecemasan akibat bombardir pemberitaan melalui media terkait ancaman virus COVID-19,” kata Wahyu dalam pernyataannya, Jumat (20/3/2020).

Ia melanjtkan, PP IFI juga menginstruksikan kepada seluruh anggota untuk proaktif dalam menanggulangi dampak fisik dan psikis saat masa social distancing. Diharapkan anggota IFI angtif mengedukasi gaya hidup aktif meski tinggal di rumah kepada masyarakat luas melalui berbagai media online.

Baca Juga :  Pendekar Banten Bersama Garda Bintang Timur Memperingati Hari Sumpah Pemuda

“Banyak riset menunjukkan manfaat olahraga dan aktivitas fisik bagi kesehatan. Antara lain meningkatkan kebugaran, mengurangi stress dan kecemasan danmeningkatkan imunitas tubuh. IFI menganjurkan masyarakat untuk gerak badan level moderat di rumah. Dengan dosis 30 menit sehari, 3-5 kali sepekan,” tutur Wahyu.

Para guru dan pendidik hendaknya juga memperhatikan dampak fisik dan psikis para siswa dan orang tua. Penugasan di rumah hendaknya tidak menambah beban psikis di masa social distancing ini. Berikan anjuran untuk melakukan gerak badan dan aktivitas fisik agar siswa tetap sehat dan bugar saat libur masa social distancing.

“IFI juga menghimbau agar media cetak, elektronik dan digital turut mengkampanyekan pentingnya aktivitas fisik dan gerak badan. Untuk meningkatkan kebugaran, mengurangi stress dan kejenuhan, dan meningkatkan imunitas tubuh,” ujarnya.

Berikut ide gerak badan dan aktifitas fisik yang bisa dilakukan dirumah di saat masa social distancing ala IFI:

  1. Jalan kaki keliling rumah adalah pilihan gerak tubuh yang paling murah. Jalan kaki bisa dilakukan oleh semua umur – termasuk bagi lansia. Untuk menambah keseruan, buatlah lomba jalan cepat dengan putra-putri anda yang sedang libur.
  2. Jika ingin gerak tubuh yang lebih menantang dari sekedar jalan, tangga di rumah juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan aktifitas fisik. Tapi ini tidak direkomendasikan bagi lansia, orang-orang dengan gangguan keseimbangan, dan anak-anak yang masih memerlukan pengawasan.
  3. Saat social distancing, semua pertemuan fisik diganti dengan virtual, kita bisa memanfaatkan teknologi digital dengan mengikuti senam dari YouTube. Pilih jenis senam dan instruktur yang sesuai dengan kondisi dan selera.
  4. Bermain petak umpet, lompat tali atau ciplak gunung bersama anak-anak dapat menjadi aktivitas fisik yang menyenangkan sekaligus menyehatkan.
  5. Tinggal di rumah di masa social distancing bisa jadi kesempatan menata ulang layout ruangan. Bersih-bersih dan memindah perabot rumah termasuk aktifitas fisik yang membakar kalori dan meningkatkan produksi hormon yang baik bagi tubuh.
  6. Olahraga di rumah dapat dilakukan sendiri meskipun tanpa alat. Hanya menggunakan berat badan sendiri seperti sit up, back up, pull up, push up, dll. Ikatan Fisioterapi Indonesia, dalam website dan media sosial resmi IFI, menyediakan panduan/tutorial olahraga yang bisa dilakukan di rumah sesuai rekomendasi WHO.(OSY)
Baca Juga :  Menteri PPN: Jangan Anggap Enteng Penanganan Mudik Lebaran
Loading...