Ekonomi Millenial dan Generasi Z untuk Kongkow. Opini Naili Amalia

Ekonomi Millenial dan Generasi Z untuk Kongkow. Opini Naili Amalia
Naili Amalia dan komposisi varian kopi

Ekonomi Millenial dan Generasi Z untuk Kongkow. Oleh: Naili Amalia SE MM, Pemerhati Ekonomi.

Gencar gerakan kearifan lokal daerah hingga menuju tingkat nasional. Lantang bersuara ekonomi kreatif setiap sudut desa hingga kota demi kesejahteraan bersama. “Susah menggambarkan keadaan sebenarnya” untuk menjunjung tinggi sebuah budaya dan pada akhirnya tercetus untuk setia pada warisan budaya.

Kecerdasan kreativitas kaum millenial dan kaum generasi Z mencengangkan. Era pergerakan 4.0 semua tercipta dengan mudah, serba cepat, praktis, tidak ribet serta instans. Sehingga hampir lupa dengan arti kata “berinteraksi langsung”. “Gampang tinggal di WA aja beres” komunikasi jalan dengan lancar hehe. Secara otomatis semua kalangan mantengin WA beserta story, apa-apa lewat WA aja.

Cita rasa pahit dijadikan sebagai kearifan lokal dari berbagai daerah menciptakan persatuan sebuah gagasan bagi kaum millenial dan kaum z. Sabang sampe Merauke dilimpahi tetesan air yang sama tapi tercipta khas beragam. Entah kesepakatan bersama atau sebuah gagasan yang tercetus atas keprihatinan dan tidak adanya wadah bagi kaum millenial dan generasi z.

Desa, perkampungan, pemukiman padat, kota hingga ke pelosok negeri ini tersebar dengan luas coffe shop. Sebuah tren atau wadah bagi para generasi millenial dan generasi z untuk “kongkow, ngopi, meet up, berkumpul, berinteraksi secara langsung, melepas kepenatan dan lain sebagainya”.

Perluasan coffe shop tidak lain didasari atas dorongan kuat bagi kaum millenial dan generasi z untuk ’bertukar pikiran’. Ngobrol dengan sejejaring dipercaya menambah keterbukaan pemikiran kaum milenial dan kaum generasi Z. Kaum-kaum saling suka kebahagiaan, pemikiran santuy, saling curcol dengan posisi sebagai seorang ekstrovert atau introvert. Banyak diantara mereka menghasilkan konsep kolaborasi atau kerja sama atas dasar persamaan pemikiran sehingga terciptanya ekonomi kreatif yang luar biasa.

Signifikansi perkembangan berbagai coffe shop beberapa tahun ini mencengangkan. Tak jauh sebagai gambaran, satu desa saja bisa lebih dari 10 coffe shop dengan berbagai konsep. Apalagi dalam satu kota ada berapa coffe shop?? ”Pasti tak terhitung”, yang ada sampe-sampe kaum millenial dan kaum z bingung untuk mencoba yang mana.

Hasil riset TOFFIN “menyebutkan lebih dari 2.905 coffe shop yang berada di Indonesia”. Melihat usia kaum muda di Indonesia mencapai 63 juta jiwa dari hasil survey BPS 2019,. Sehingga masih sangat perlu untuk dilakukam perluasan coffe shop kedepannya.

Keutamaan Kongkow,

Kunci utama kreativitas barista mengolah kopi dalam berbagai bentuk varian cita rasa yang berbeda menjadikan keistimewaan. Berbagai macam menu pilihan disajiakn bagi penikmat tanpa mengurangi esensi ngopi dan kongkow yaitu adanya penambahan menu makanan sebagai pelengkap. Tak heran dan tak ayal dengan adanya cofffe shop menyumbang banyak kemajuan bagi ekonomi kreatif Indonesia. Hampir semua kalangan millenial dan generasi Z fokus pada bikin kopi, bikin tempat untuk minum kopi, menikmati kopi dan nongkrong harus ada kopi. Pahitnya kopi dijadikan rasa tersendiri untuk memaknai “rasa syukur” atas diri yang terkadang merasa jauh lebih pahit. “Kenikmatan tak sepahit kenyataan hidup”.

Baca Juga :  Memahami Simptom Yang Meruntuhkan Peradaban Bangsa

Esensi atau filosofi secangkir kopi bukan hanya sebuah minuman dengan gelas kecil dan terbatas. Lidah millenial dan kaum z seolah-olah terhipnotis akan cita rasa pahit, menciptakan kesenangan tersendiri. Secangkir akan penuh dengan makna karena menghadirkan berbagai kumpulan manusia pembawa penuh warna cerita. Hubungan kuat sosialisasi jejaring antarmanusia terjalin dengan baik atas interaksi aktif satu sama lain.

Kongkow, kebutuhan yang melekat pada diri milenial dan generasi Z. Tanpa melakukan hal tersebut hidup terasa tidak lengkap. Selain itu juga sebagai ajang silaturrahmi bagi sesama teman, mulai pertemuan kembali teman SD, SMP, SMA hingga Kuliah maupun dengan teman yang baru dikenal. Hasil setiap pertemuan membawa canda tawa bersama dijadikan sebagai suatu energi positif setelahnya. Bisa dikatakan kaum millenial dan generasi z lah menjadi pemasukan terbesar perekonomian food and beverage Indonesia khususnya pada perkembangan coffe shop.

Hasil kongkow dan ngopi mempertemukan berbagai kisah serta persamaan pemikiran satu sama lain dengan sesama teman. Persamaan tersebut menghasilkan sebuah kesenangan pemikiran yang mampu menunjang karir atau pengembangan pemikiran kita secara luas. Diskusi ditemani kopi menciptakan perdamaian tanpa perdebatan sehingga tak ada kata penonjolan ego satu sama lain. Ngopi juga tidak menimbulkan rasa iri, drengki yang ada satu pemikiran dan permainan jejaring yang sangat hidup penuh senyuman.

Open minded, ya dengan ngopi pemikiran sangat terbuka dari setiap kisah orang jejaring kita. Setiap teman membawa kisah yang dapat ditampung dan jadikan pembelajarn hidup. “Kisah baik dimaknai motivasi diri, sedangkan kisah kurang beruntung dijadikan sebagai peningkatan rasa syukur”. Seakan-akan indah tak ada celah untuk iri dalam hati setiap perkataan karena nyatanya emang indah untuk menempatkan persamaan dan menghormati sebuah perbedaan sesama teman.

Hampir semua masyarakat awam mendukung “kongkow” bagi kaum millenial dan generasi Z dianggap baik. Masyarakat mendukung, nyatanya tanpa ada perlawanan atas perkembangan usaha caffe, restoran dan coffe shop diberbagai daerah. Jika dilihat dari berbagai tempat, masyarakat umum tanpa ada celah merasa terganggu pada “kegiatan kongkow” sampai larut malam. Asalkan tanpa kerusuhan dan selalu menjaga ketenangan. Ingat kan konkow menciptakan perdamaian kebahagiaan canda tawa.

Baca Juga :  Bendum DPP KNPI Satu Nafas: Apa Yang Kami Lakukan Semoga Menjadi Pemicu Untuk Yang Lain Berwakaf

Kaum millenial dan generazi z semakin kreatif menciptakan berbagai banyak hal. Millenial dan kaum z penyumbang ekonomi kratif bagi bangsa Indonesia beberapa tahun terakhir. Gagasan ekonomini kreatif serta keinginan kaum millenial dan kaum z untuk mandiri berwirausaha. Salah satunya berkembang pesatnya coffe shop dengan keahlian barista mengubah rasa pahit kopi menjadi rasa kenikmatan dan muncul kata “nagih”.

Berapa harga secangkir kopi? Di kota jelas lebih mahal bukan? Kalau di desa dan jelas lebih murah tapi tak lebih murah dari warung kopi saset. Berapa uang yang beredar pada coffe shop perhari? Anggap saja secangkir kopi di kota berkisar harga 25.000, jika sehari bisa menjual 100 cangkir sudah menghasilkan 2,5 juta/hari. Fantastik bukan? Sangat “menjanjikan” coffe shop. Ilustrasi tersebut hanya 1 tempat coffe shop, jika di Indonesia jumlah coffe shop mencapai 2900.an berapa perputaran uang perharinya? Sekitar 72,5 juta/hari angka lumayan “fantastik” buat secangkir kopi.

Bagaimana anak milenial dan kaun z tak tergiur untuk berlomba-lomba bikin coffe shop dan tidak lupa juga kongkow. Baik langsung maupun tidak langsung sungguh meningkatkan ekonomi kreatif secara naasional. Ilustrasi diatas menggambarkan besarnya perputaran uang kaum muda untuk secangkir kopi sangat baik buat kemajuan perekonomian. Tetapi polemik ketagihan ngopi menjadi penyakit “kantong kering” hehe. Maka kaum muda boleh saja berkreasi dan jangan lupa membatasi. Keseimbangan sangat dibutuhkan untuk kemajuan bersama saling menopang ekonomi dari berbagai aspek.

Covid-19 masuk Indonesia semua sektor terancam. Anak millenial dan kaum z harus siap-siap. Jaga kondisi, stamina, membatasi kegiatan dan yang jelas mengurangi kongkow untuk saat ini. Sosial distancing (menghindari kongkow) perlu dijalankan untuk memutus rantai penyebayan yang tidak akan pernah kita ketahui. Tak lupa berdoa dan berharap agar selalu dapat bertemu teman-teman canda tawa. Tidak menghalangi langkah untuk ngopi, tetap sediakan kopi di rumah sengan seduhan air panas setidaknya mengobati rasa ngopi di coffe shop.

Kongkow termasuk hal positif ? positif  banget sih iya juga sih. Menyerap energi positif sebagai manfaat ngopi bersama jejaring. Setiap waktu selalu memiliki makna indah ditambah suguhan kopi, lambang perdamaian dan kerukunan bersama. Yuk perbanyak kongkow biar open minded sehingga hidup penuh warna dari arti sebuah cerita. Kongkow pusat ekonomi millenial dan generasi z sebagai perputaran aliran cuan. Sekarang jangan kongkow batasi pertemuan-pertemuan seduh kopi di rumah aja untuk beberapa saat. #dirumahaja sarannya bagi semua WFH solusinya.

Loading...