Kalilah dan Dimnah 3: Pengusaha Cerdas dan Teman Culas. Oleh: Asyari Usman, Wartawan Senior.
Seorang pengusaha berangkat ke luar kota untuk bisnis. Dia memiliki banyak sekali besi. Dia titipkan besi yang banyak itu ke seorang teman. Selama dia pergi berniaga.
Ketika pulang, si Pedagang datang ke rumah temannya untuk mengambil kembali besi yang dititipkan. Tapi si Teman mengatakan, semua besi yang dititipkan habis dimakan tikus.
Si Pedagang marah sekali. Dia langsung pergi dari rumah si Teman. Rupanya, dia berhasil menculik anak si Teman. Dia bawa pulang.
Keesokan harinya, si Teman datang ke rumah Pedagang. Untuk menanyakan apakah dia tahu di mana anaknya berada. Si Pedagang langsung menjawab bahwa dia melihat seekor elang menukik dan menyambar anak itu.
Si Teman balik marah. Dia memukul kepala si Pedagang. Si Teman kemudian mengatakan kepada si Pedagang yang sempoyongan itu, “Apa kamu sudah pernah melihat elang menyambar manusia, hah?”
Si Pedagang langsung menjawab, “Iya. Di negeri tikus makan besi, elang pun menculik manusia.”
Mendengar jawaban ini, si Teman mengaku bahwa dia menjual besi titipan si Pedagang. Dia kemudian menyerahkan uang hasil penjualan itu kepada si Pedagang agar anaknya dikembalikan.
Ternyata, kecerdasan si Pedagang imbang dengan keculasan si Teman. Pengusaha tampaknya selalu bisa mencari solusi ketika menghadapi masalah. Tapi, boleh jadi juga si Pedagang hanya mau menitipkan barangnya tanpa ada biaya.
Dulu, para pengusaha pandai sekali menilap dana BLBI di zaman krisis moneter 1997-98. Juga lihai menilap dana penyelamatan Bank Century. Saking pandai dan lihainya, para penilap itu tak perlu mengatakan ada “elang” yang menyambar dana BLBI dan Century itu.