WARTARAKYAT.ID – Sebuah organisasi yang mewadahi Anak Cucu Penginjil di Tanah Papua dalam waktu dekat akan dideklarasikan di kota Sorong. Organisasi ini didirikan karena melihat perkembangan kemajuan pembangunan di Tanah Papua dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Peran penting para penginjil dalam meletakan dasar pembangunan sumber daya manusia sejak tahun 1855 juga menjadi dasar didirikannya organisasi ini.
Demikian dikatakan inisiator pendirian organisasi Anak Cucu Penginjil di Tanah Papua, I.L. Hallatu. Ia mengajak semua anak cucu penginjil (pendeta dan guru jemaat) di Tanah Papua untuk merapatkan barisan guna mewujudkan berdirinya organisasi ini.
Menurut mantan Sekda Papua Barat ini, pendirian organisasi ini merupakan wujud nyata sikap anak cucu penginjil dalam menyikapi berbagai persoalan yang dihadapi pemerintah dan GKI Di Tanah Papua.
“Tujuan didirikan organisasi anak cucu penginjil ini sebagai upaya melanjutkan karya-karya besar penyelamatan Allah di Tanah Papua oleh para leluhur dan orang tua. Sebagai tindak lanjut gema doa sulung Ottow dan Gesler “dengan nama Tuhan kami menginjak tanah ini”,” kata I.L. Hallatu, di Sorong, minggu (21/6/2020).
Ia menjelaskan, keberlanjutan gema doa sulung ini berkaitan dengan tugas anak cucu penginjil. Untuk memberikan ide dan gagasan yang matang kepada Gereja dan Pemerintah.
“Dalam upaya merumuskan kebijakan partisipatif sebagai tawaran solutif berbagai persoalan di Tanah Papua. Dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip leluhur kita terdahulu,” tutur I.L. Hallatu.
Menurutnya, selama penginjilan dan adaptasi dengan masyarakat asli Papua, para penginjil menanamkan nilai-nilai hakiki dan prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh oleh anak cucunya.
Prinsip pertama, adalah menghormati pemilik Tanah Papua sebagai pemilik hak kesulungan.
Prinsip kedua, adalah melayani masyarakat asli Papua dengan sungguh sungguh. Tanpa ada niat mencari keuntungan dengan merampas hak-hak mereka sebagai pemilik Tanah Papua. Walaupun tugas yang diemban saat itu diwarnai dengan keringat, nyawa dan air mata.
Prinsip ketiga, memberikan ruang dan kesempatan yang sebesar-besarnya untuk memberdayakan masyarakat asli Papua. Dalam ide dan gagasan untuk membangun Tanah Papua yang aman, damai dan makmur dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Prinsip keempat, Tanah Papua adalah zona damai dalam melaksanakan tugas pelayanan keselamatan oleh para penginjil. Baik di pesisir pantai, pulau-pulau, air payau, lembah, maupun di pegunungan.
“Berkaitan dengan akselerasi karya karya besar oleh para penginjil leluhur kita, maka sudah waktunya untuk kita semua. Anak anak cucu dan cicit penginjil membentuk organisasi anak anak penginjil. Guna melanjutkan karya karya besar Allah oleh leluhur kami di Tanah Papua,” tegasnya.
I.L. Hallatumengaku, bersama anak-anak penginjil dalam waktu dekat mereka akan bertemu di kota Sorong. Guna melaksanakan konsolidasi dan mendeklarisakan berdirinya organisasi anak cucu penginjil yang terdiri dari anak cucu pendeta, guru jemaat dan guru injil. (HSG)