Ramadan Kita Istimewa, Apapun Situasinya. Opini Ummu Fillah

Ramadan Kita Istimewa, Apapun Situasinya. Opini Ummu Fillah

Ramadan Kita Istimewa, Apapun Situasinya. Oleh: Ummu Fillah, Pemerhati Sosial

Ramadan kita kali ini hadir bersama dengan hadirnya pandemi covid 19 sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada hambanya dalam ketaatan dan kesabaran menjalani puasa. Karena puasa adalah bulan kesabaran. Sabar untuk tetap melakukan ketaatan menjalani perintah Allah, dan menjauhi segala kemaksiatan.

Ramadan adalah peluang emas untuk mengupgrade ketaatan diri, ketaatan keluarga dan ketaatan bernegara. Hingga terbentuk ketaatan yang kolektif dan menyeluruh.

Anugerah terbesar bagi seorang hamba jika ia mendapati bulan Ramadan dan mengisinya dengan ketaatan dengan mengharap ampunan Allah SWT. Sebagaimana para shalafus sholih yang senantiasa berdoa selama 11 bulan lamanya agar bisa mendapati Ramadan dengan sebesar harapan. Karena di bulan Ramadan dilipatgandakannya pahala yang jika Allah meridhoi amalan selama Ramadan bisa diampuni dosa yang telah lalu.

Sehingga ia diumpamakan bagai berada disaat hari ia dilahirkan ibunya. Setiap bayi yang lahir dalam ajaran Islam dipandang sebagai suci, murni tanpa dosa.

Baca Juga :  Beramai-Ramai Membunuh Kebenaran, Agar Bersama-Sama Hidup Dalam Aib

Bersabda Rasulullah shollallahu ‘alaih wa sallam, ” Sesungguhnya Ramadan adalah bulan dimana Allah ta’aala wajibkan berpuasa dan sunnahkan kaum muslimin menegakkan (sholat malam). Barangsiapa berpuasa dengan iman dan mengharap ke – Ridhaan Allah ta’aala, maka dosanya keluar seperti hari ibunya melahirkannya”. (HR Ahmad 1596).

Subhanallah….wahai para pencari ampunan Allah ta’aala, mari kita optimalkan taubatan kita, sebab tidak ada seorangpun diantara manusia yang bebas dari dosa dan kesalahan, baik yang disengaja ataupun tidak.

” Wahai hamba – hambaKu! Setiap siang dan malam kalian senantiasa berbuat salah, namun Aku mengampuni semua dosa. Karena itu, mohonlah ampunanKu agar Aku mengampuni kalian.” ( Hadits Qudsi Riwayat Muslim 4674).

Inilah saat yang tepat untuk kita meraih ampunan Allah ta’aala agar musibah yang mendunia covid 19 bisa kembali kepada Allah sang pencipta makhluk. Walaupun tarawih tidak bisa dilakukan bersama di masjid, tadarus tidak lagi terdengar di musholla, tidak ada ngabuburit reuni sekolah yg mengundang ikhtilat, kita tetep berhusnudzon karena Allah sayang kepada kita agar tetap taat dan menjauhi maksiat. Tarawih, tadarus ibadah yang lain bisa kita lakukan dari rumah.

Baca Juga :  Desa Tanjungsari Wajibkan Pemudik Masuk Rumah Karantina Desa

Ibadah puasa Ramadan ditujukan untuk membentuk insan yang muttaqin (orang yang bertaqwa). Sebagaimana firman Allah ta’aala dalam QS. Al Baqarah ayat 183. “Wahai orangĀ² beriman, Diwajibkan atas kamu berpuasa. Sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

Jika secara individu sudah terbentuk ketaqwaan, maka akan terbentuk juga keluarga yang penuh ketaqwaan, dan kemudian terbentuk juga negara yang penuh ketaqwaan sehingga ketaqwaan menyeluruh ini bisa tercapai dan musibah yang menimpa secara global ini bisa kita hadapi dengan penuh kesabaran dan ketaqwaan. Dari sinilah ketaqwaan terhadap syariat Allah bisa terbentuk secara menyeluruh di setiap lini kehidupan.

Semoga Ramadan yang istimewa kali ini bisa menjadi momentum bangkitnya kembali syariat Islam dalam tiga pilar yaitu sebagai individu, masyarakat dan bernegara, hingga tercipta Baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafuur

Loading...