Perahu Bagan Misterius Muncul di Kampung Jefman Timur

Perahu Bagan Misterius Muncul di Kampung Jefman Timur
Perahu Bagan misterius yang seriing muncul di kampung Jefman Timur

WARTARAKYAT.ID – Warga  kampung Jefman Timur Kabupaten Raja Ampat mengeluhkan kemunculan perahu bagan (Boat Lift Nets) di malam hari. Kapal ini diduga melanggar peraturan kampung bahkan peraturan adat setempat soal larangan untuk beroperasi di daerah konservasi.

Perahu bagan (Boat Lift Nets) adalah salah satu jenis kapal penangkapan ikan yang termasuk dalam klasifikasi jaring angkat (Lift net). Keresahan warga  kampung Jefman Timur atas kemuculan perahu ini pertamakali diketahui dari unggahan Martinus Pondayar di akun facebooknya ke salah satu group facebook di Raja Ampat, Selasa (19/11/2019).

Dalam unggahannya, Martinus Pondayar mengaku bingung akan keberadaan perahu bagan yang kerap muncul di kawasan konservatif Jefman Timur.

“Bingung mau lapor ke siapa. Setiap hari setiap malam perahu bagang terus mengambil hasil laut di kawasan konservatif jefman timur,” ujarnya.

Perahu Bagan Misterius Muncul di Kampung Jefman Timur
Unggahan facebook Martinus Pondayar

Saat dihubungi melalui sambungan telepon, Martinus Pondayar membenarkan adanya aktifitas tersebut. Ia mengutarakan apa yang terjadi dan menjadi keluhan warga selama ini.

“Bagan ini bukan baru satu kali ini saja. Sudah berulang kali kami berusaha dengan berbagai cara untuk mereka jauh dari sini. Malah ini tidak mau dengar. Saya ini sekarang di depan Jefman ini lihat bagan masih tetap beroperasi. Bagan dia punya jarak dari pantai ini sekitar 500 meter juga tidak sampai. Dia agak jauh sedikit dari timur ke laut,” katanya.

Baca Juga :  Ketum GPI: Jangan Ada Perpecahan Hanya Karena Berbeda Pilihan dalam Pilpres

Martinus Pondayar menjelaskan, ikan-ikan kecil yang di pinggiran, ditarik ke laut. Karena ikan-ikan kecil ditarik semua, otomatis warga setempat kesulitan memancing ikan besar. Karena ikan besar akan ke pinggir untuk memakan ikan kecil.

Lanjutnya, aparat kampung Jefman Timur bersama masyarakat sudah berupaya untuk berbicara dengan pengelola perahu bagan tersebut. Ia mengaku melakukan pendekatan persuasif untuk mendapatkan titik temu secara damai.

“Sudah beberapa kali kami dari kampung ke laut untuk duduk bersama secara damai. Untuk bicara ini (perahu bagan-red). Tapi mereka tetap (beroperasi-red). Sampe Ketua Bamuskam (Badan Permusyawaratan Kampung-red) sendiri ke laut. Ada tentara di atas. Ini malahan ada bekingan oknum TNI,” ujar Martinus Pondayar.

Menurut pengakuannya, perahu bagan tersebut memang memiliki izin, salah satunya izin dari Pemda Raja Ampat. Namun ia mengaku izin perahu tersebut sudah berakhir pada tahun 2016.

Baca Juga :  Biaya Daftar Ulang SMAN 1 Raja Ampat Capai 3 Juta Rupiah

“Sudah jelas-jelas SIUP sudah mati. Terus ada yang dari kabupaten Sorong, malah ada dari kota Sorong. Ada juga dari Raja Ampat, tapi sudah mati (habis masa berlakunya-red). Tapi masih tetap beroperasi,” imbuhnya.

Martinus Pondayar menambahkan, pemerintah kampung Jefman Timur sendiri mempunyai peraturan kampung dan peraturan adat. Peraturan ini tentang larangan perahu bagan untuk beroperasi di daerah konservasi.

“Kami sudah punya peraturan kampung, bahkan peraturan adat. Yang melarang bagan beroperasi di daerah konservasi atau atau menangkap ikan di kawasan perikanan Jefman Timur. Tetapi mereka selalu keras kepala. Surat izinya dari kabupaten lain, tapi cari ikan di kabupaten Raja Ampat,” tuturnya.

Martinus Pondayar berharap dinas terkait yang mengeluarkan izin untuk tidak hanya memberi izin saja tanpa ada pengawasan yang komprehensif. Akibatnya, nelayan luar daerah menghabiskan hasil laut di daerah perikanan adat Jefman Timur. Bahkan mereka dengan sengaja menangkap ikan dengan sembarangan di daerah konservasi. (HSG)

Loading...